this fortnight, just this one fortnight when the moon shines on your beautiful face, through my eyes, my everything revealed.

hari ini: one down

>> Senin, 27 Oktober 2008

tadi malam hujan sederes-deresnya deres. dari sore sampe malem nggak berenti berenti. saya yang tadinya mau bangun sampe malem alias begadang yang ada artinya (kalau begadang tiada artinya nggak boleh kata bang haji), tapi too much, too much. mata saya digodai terus sama mimpi yang mungkin datang kalau saya tidur. jadilah tidur. sampai pagi.

pagi yang segar. tanah masih basah bekas semalam.

udara sedang bagus sekarang, bagus untuk sepedaan. laron-laron yang masih bertahan hidup beterbangan, ada juga yang sudah kleyeng-kleyeng di aspal, ada yang sudah terkapar. tertarik untuk melebarkan tangan saya menyentuh sedikit salah satu laron dalam jangkauan, dan mungkin saya bisa taruh di genggaman tangan yang dikosong-kosongkan. terperangkap satu laron dalam genggaman, saya buka perlahan untuk melihat dia terbang lagi. tapi harapan saya pupus.

satu sayapnya putus.

langsung laron terhuyung jatuh menampar aspal. ternyata nggak bisa terbang dengan tiga sayap yang tersisa. saya sudah melukai dia cuma karena penasaran, karena saya ingin membuktikan kalau dia bisa saya genggam. padahal saya sudah hati-hati, padahal saya nggak bermaksud bikin dia sakit. padahal saya..

sayapnya yang putus terbang kearah mata saya, saya kelilipan sayap laron. pedih rasanya, saya gosok mata sampai keluar airmata. saya gosok berkali-kali dan hanya bertambah gatal rasanya. saya diam, kaki terus mengayuh sepeda. saya biarkan udara pagi menyembuhkan kelilipan. tiba-tiba saya kangen dengan laron tadi. saya ingin kembali dan memberikan pemakaman yang layak.

saya putar sepeda kearah laron mati. saya cari-cari diantara banyak laron yang terkapar mati. mereka mati karena sengaja menabrak cahaya. tapi salah satunya mati karena sayapnya patah satu, karena saya genggam. akhirnya saya temukan dia. mati. airmata saya keluar lagi. ah, kelilipannya belum sembuh..

saya tumpuk laron dengan rerumputan basah. saya keluarkan korek dari celana dan mulai membakar rerumputan basah dengan laron di dalamnya. gagal, lalu berhasil. sekarang semuanya sudah jadi asap yang akan terus mengepul dalam ingatan saya. saya masih menyimpan sisa satu sayapnya dalam tangis kelilipan saya.

gambar dari sini

0 lunatics:

shout it!!!

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP