ini..: siang dan tukang donat eksotis
>> Selasa, 18 November 2008
terburu-buru kumpulan awan bergerak ke arah timur. setelah puas berlindung dan langit lelah menangis, saya kejar lautan awan putih -kini bersemburat biru- yang menitipkan hujan cukup rata dari jam sebelas sampai setengah dua siang di atas sini. belum lagi seratus meter melaju, tampak pemandangan eksotis seorang pria muda penjual donat dengan wadah serupa tupperwear berukuran 50x30x40 cm(p x l x t) berisi donat-donat tersusun rapi, plastik, penjepit donat dan seplastik gula halus sebagai pemanis donat.
yang membuat pemandangan ini nampak makin eksotis adalah sekumpulan anak-anak yang tiba-tiba mengerumuni abang-abang (maaf, mas-mas maksudnya) itu. mereka seperti semut. matanya bersinar-sinar, uang diacung-acungkan ke arah si mas penjual donat. saya pandangi mereka dari spion motor, nggak tahan buat ikut menyemut bersama mereka. saya balik laju motor dan berhenti di depan tukang donat yang menengokkan wajah kearah saya dan tersenyum ramah seperti saya adalah salah satu dari anak kecil yang mengerumuninya.
"berapa mas donatnya?"
"seribu tiga mbak. ngersakake pinten?" -mau berapa katanya?
"mm..duaribu aja mas"
"sekedap njih mbak" -sebentar ya mbak-
si mas kembali menjepit donat-donat, memasukkan ke plastik, memberikan pesanan adik kecil di sebelah saya yang datang lebih dulu.
"monggo" katanya ke si kecil, kemudian berpaling kearah saya
"bisa bahasa jawa kan mbak?"
"bisa, tapi nggak pede ngomongnya pak, takut nggak sopan"
"mm, di sebelah sana itu kalo ngomong klak-klak-klak(saya nggak inget dia bilang apa, tapi katanya bahasa makasar), hehe, lucu, orang makasar"
"hah? artinya apa tu mas?"
"ayo makan, gitu. lucu. saya ni disini belajar bahasa jawa, maklum perantauan."
"darimana mas?" tanya saya, agak malu kalah berbahasa jawa sama orang rantau.
"sumatera, oh, mbak, gulanya dipisah apa campur?"
"oo, campur aja mas"
selepas ngasihin bungkusan donat dua ribu rupiah yang bikin pengen ngeces itu, dia nutup kotak donatnya dan permisi lanjut jalan-jualan.
saya liat sosoknya dari belakang, terselip payung kecil di kantong belakang celana jeans abang-abang tadi (yang ternyata memang abang-abang, bukan mas-mas). masih dengan rasa kagum, terpana dengan alis dan matanya yang berkolaborasi indah dengan tiap kalimat dan attitude yang dia keluarkan. terdengar seruannya yang menambah eksotisme siang yang habis terguyur hujan.
"donaaat..donaaat.."
yang membuat pemandangan ini nampak makin eksotis adalah sekumpulan anak-anak yang tiba-tiba mengerumuni abang-abang (maaf, mas-mas maksudnya) itu. mereka seperti semut. matanya bersinar-sinar, uang diacung-acungkan ke arah si mas penjual donat. saya pandangi mereka dari spion motor, nggak tahan buat ikut menyemut bersama mereka. saya balik laju motor dan berhenti di depan tukang donat yang menengokkan wajah kearah saya dan tersenyum ramah seperti saya adalah salah satu dari anak kecil yang mengerumuninya.
"berapa mas donatnya?"
"seribu tiga mbak. ngersakake pinten?" -mau berapa katanya?
"mm..duaribu aja mas"
"sekedap njih mbak" -sebentar ya mbak-
si mas kembali menjepit donat-donat, memasukkan ke plastik, memberikan pesanan adik kecil di sebelah saya yang datang lebih dulu.
"monggo" katanya ke si kecil, kemudian berpaling kearah saya
"bisa bahasa jawa kan mbak?"
"bisa, tapi nggak pede ngomongnya pak, takut nggak sopan"
"mm, di sebelah sana itu kalo ngomong klak-klak-klak(saya nggak inget dia bilang apa, tapi katanya bahasa makasar), hehe, lucu, orang makasar"
"hah? artinya apa tu mas?"
"ayo makan, gitu. lucu. saya ni disini belajar bahasa jawa, maklum perantauan."
"darimana mas?" tanya saya, agak malu kalah berbahasa jawa sama orang rantau.
"sumatera, oh, mbak, gulanya dipisah apa campur?"
"oo, campur aja mas"
selepas ngasihin bungkusan donat dua ribu rupiah yang bikin pengen ngeces itu, dia nutup kotak donatnya dan permisi lanjut jalan-jualan.
saya liat sosoknya dari belakang, terselip payung kecil di kantong belakang celana jeans abang-abang tadi (yang ternyata memang abang-abang, bukan mas-mas). masih dengan rasa kagum, terpana dengan alis dan matanya yang berkolaborasi indah dengan tiap kalimat dan attitude yang dia keluarkan. terdengar seruannya yang menambah eksotisme siang yang habis terguyur hujan.
"donaaat..donaaat.."
0 lunatics:
Posting Komentar