ini.. : (masih tentang anak-anak) ngumpat, ngumpet aja..
>> Minggu, 09 November 2008
damainya jalan-jalan pagi. jalanan masih sepi. mbok-mbok penyepeda tersenyum menyapa, dua tong berisi entah apa di boncengannya, saya anggukkan kepala sambil tersenyum membalas. rasanya saya mau peluk dia, dan titip salam buat anak-anaknya di rumah.
"*suuu!!!!!!!!!!!!!!!!!" terdengar suara dari belakang.
-gubrak- what the?!@#%$$ . sontak saya melongo dan nengok ke belakang. tiga orang anak bersepeda. salah satunya berhenti dan menengok ke belakang. dua yang lain ikut berhenti dan umak umik. lalu mereka meneruskan sepedaan dan mengobrolkan entah apa.
geez, thanks buddy. baru saja kalian merusak pagi indah saya dengan umpatan khas jawa. dan berapa umur kalian? 10? 11? 12? dimana ibu kalian? siapa yang ajar membiasakan kata itu buat dilepeh begitu saja tanpa tedeng aling-aling? gusti..
nggak tau kalau mengumpat itu nggak baik?
bukannya saya nggak pernah mengumpat, saya juga pernah, misuh, ngumpat, tapi hanya kalau saya sangat kaget, lagi sangat marah, sangat lucu, sangat sebal atau kalo lagi sendiri aja(ternyata saya sering misuh juga ya?) tapi nggak dengan suara kenceng dan artikulasi yang jelas. kata-kata yang saya pakai juga menurut saya masih dalam tahap biasa-biasa. kadang saya mengumpat dengan mode mendecit (hah?), setengah berbisik, mengatupkan mulut, nutup mata atau kalau ada di forum ngobrol, curhat, yang memang isinya untuk mengumpat (mang ada gitu?). tapi saya nggak bilang misuh itu suatu yang wajar. misuh itu tetap perbuatan buruk.
terlintas di pikiran saya. jangan jangan ada ada anak-anak kecil di sekitar saya yang mendengar dan menirukan umpatan saya, ungkapan kekesalan saya sama tv yang tiba-tiba memunculkan pocong, kekagetan saya waktu kecipratan minyak goreng pas goreng ikan, keterkikikan saya waktu liat ada kebodohan/kekonyolan aktor aktris film atau sinetron dan lain-lain. gawat! perlu dilakukan penelusuran sebab anak-anak pinter misuh supaya saya bisa ambil tindakan nih.
ayo.. otak kecilku, kemungkinan penyebab anak-anak pinter misuh (dan kemungkinan solusi) ..
-tontonan atau bacaan yang menjuruskan anak jadi sarjana misuh marah-marah ala sinetron, lawakan-lawakan g mutu di tv, you name it. atau orang-orang disekitar yang pinter misuh; dikit-dikit teriak b*doh!, to*ol!, ku*ang ajar!, s*it!, f**k!, atau yang jawa tadi, *suuuuuuu!!!.
-sedikit ngingat tuhan; pada dasarnya semua perbuatan buruk asalnya dari kelupaan orang dari mengingat tuhan. yang diingat hanya kesalahan orang lain, kesalahan benda-benda di sekitar, atau kecerobohan diri sendiri.
hmm..
kasus pertama, solusinya bisa jadi pengawasan. jadi benteng tertangguh buat anak-anak di sekitar kita. sebenernya anak-anak kan bisa mikir juga, toh nantinya mereka juga jadi orang dewasa yang bisa milih mana yang bener mana yang salah. tapi harus dibiasakan. paparkan yang baik dan yang buruk, dampingi dan biarkan anak-anak mencapai pemahaman mana yang patut ditiru mana yang nggak. mereka tu juga bisa dewasa, tapi ukurannya aja yang kecil (tapi anak-anak sekarang banyak yang gede-gede juga..).
kasus kedua, solusinya anak-anak dididik mencintai tuhannya. konsep mencintai orang tua jelas, karena mereka yang melahirkan dan memelihara semasa kecil (bahkan sampai besar juga). orangtua mendidik anaknya supaya nurut ayah ibu. kata ayah ini baik, kata ibu ini buruk. tetapi ortu bisa khilaf, kadang-kadang yang dikata benar belum tentu benar, yang dikata salah belum tentu salah. karena orangtua bukan tuhan, tuhan maha benar. konsep mencintai tuhan lebih tersembunyi namun dahsyat, cinta kepada yang menciptakan dan memelihara jiwa, yang memberikan dunia dan seisinya untuk dijelajahi dan dipelihara, yang lebih dekat dari urat nadi. satu cinta yang cukup untuk siapapun melakukan apapun. apalagi hanya mengendalikan diri dari marah atau apapun untuk tidak mengumpat.
dari kamus besar bahasa indonesia, mengumpat berarti: mengeluarkan umpat(an); memburuk-burukkan orang; mengeluarkan kata-kata keji (kotor) krn marah (jengkel, kecewa, dsb); 2 mencerca; mencela keras; 3 mengutuk orang krn merasa diperlakukan kurang baik; memaki-maki;
ada artikel juga ini, yang memaparkan kenapa anak-anak berkata kasar dan cara menghadapinya.
"*suuu!!!!!!!!!!!!!!!!!" terdengar suara dari belakang.
-gubrak- what the?!@#%$$ . sontak saya melongo dan nengok ke belakang. tiga orang anak bersepeda. salah satunya berhenti dan menengok ke belakang. dua yang lain ikut berhenti dan umak umik. lalu mereka meneruskan sepedaan dan mengobrolkan entah apa.
geez, thanks buddy. baru saja kalian merusak pagi indah saya dengan umpatan khas jawa. dan berapa umur kalian? 10? 11? 12? dimana ibu kalian? siapa yang ajar membiasakan kata itu buat dilepeh begitu saja tanpa tedeng aling-aling? gusti..
nggak tau kalau mengumpat itu nggak baik?
bukannya saya nggak pernah mengumpat, saya juga pernah, misuh, ngumpat, tapi hanya kalau saya sangat kaget, lagi sangat marah, sangat lucu, sangat sebal atau kalo lagi sendiri aja(ternyata saya sering misuh juga ya?) tapi nggak dengan suara kenceng dan artikulasi yang jelas. kata-kata yang saya pakai juga menurut saya masih dalam tahap biasa-biasa. kadang saya mengumpat dengan mode mendecit (hah?), setengah berbisik, mengatupkan mulut, nutup mata atau kalau ada di forum ngobrol, curhat, yang memang isinya untuk mengumpat (mang ada gitu?). tapi saya nggak bilang misuh itu suatu yang wajar. misuh itu tetap perbuatan buruk.
terlintas di pikiran saya. jangan jangan ada ada anak-anak kecil di sekitar saya yang mendengar dan menirukan umpatan saya, ungkapan kekesalan saya sama tv yang tiba-tiba memunculkan pocong, kekagetan saya waktu kecipratan minyak goreng pas goreng ikan, keterkikikan saya waktu liat ada kebodohan/kekonyolan aktor aktris film atau sinetron dan lain-lain. gawat! perlu dilakukan penelusuran sebab anak-anak pinter misuh supaya saya bisa ambil tindakan nih.
ayo.. otak kecilku, kemungkinan penyebab anak-anak pinter misuh (dan kemungkinan solusi) ..
-tontonan atau bacaan yang menjuruskan anak jadi sarjana misuh marah-marah ala sinetron, lawakan-lawakan g mutu di tv, you name it. atau orang-orang disekitar yang pinter misuh; dikit-dikit teriak b*doh!, to*ol!, ku*ang ajar!, s*it!, f**k!, atau yang jawa tadi, *suuuuuuu!!!.
-sedikit ngingat tuhan; pada dasarnya semua perbuatan buruk asalnya dari kelupaan orang dari mengingat tuhan. yang diingat hanya kesalahan orang lain, kesalahan benda-benda di sekitar, atau kecerobohan diri sendiri.
hmm..
kasus pertama, solusinya bisa jadi pengawasan. jadi benteng tertangguh buat anak-anak di sekitar kita. sebenernya anak-anak kan bisa mikir juga, toh nantinya mereka juga jadi orang dewasa yang bisa milih mana yang bener mana yang salah. tapi harus dibiasakan. paparkan yang baik dan yang buruk, dampingi dan biarkan anak-anak mencapai pemahaman mana yang patut ditiru mana yang nggak. mereka tu juga bisa dewasa, tapi ukurannya aja yang kecil (tapi anak-anak sekarang banyak yang gede-gede juga..).
kasus kedua, solusinya anak-anak dididik mencintai tuhannya. konsep mencintai orang tua jelas, karena mereka yang melahirkan dan memelihara semasa kecil (bahkan sampai besar juga). orangtua mendidik anaknya supaya nurut ayah ibu. kata ayah ini baik, kata ibu ini buruk. tetapi ortu bisa khilaf, kadang-kadang yang dikata benar belum tentu benar, yang dikata salah belum tentu salah. karena orangtua bukan tuhan, tuhan maha benar. konsep mencintai tuhan lebih tersembunyi namun dahsyat, cinta kepada yang menciptakan dan memelihara jiwa, yang memberikan dunia dan seisinya untuk dijelajahi dan dipelihara, yang lebih dekat dari urat nadi. satu cinta yang cukup untuk siapapun melakukan apapun. apalagi hanya mengendalikan diri dari marah atau apapun untuk tidak mengumpat.
dari kamus besar bahasa indonesia, mengumpat berarti: mengeluarkan umpat(an); memburuk-burukkan orang; mengeluarkan kata-kata keji (kotor) krn marah (jengkel, kecewa, dsb); 2 mencerca; mencela keras; 3 mengutuk orang krn merasa diperlakukan kurang baik; memaki-maki;
ada artikel juga ini, yang memaparkan kenapa anak-anak berkata kasar dan cara menghadapinya.
0 lunatics:
Posting Komentar